Senin, 29 April 2013

Sejarah Juventus 1897-2008



1897  AWAL MULA
Dari Bangku Cadangan Pemain
Setiap legenda mempunyai cerita dimana pada suatu hari yang cerah, tepatnya 1 November 1897, sekelompok pemuda dari daerah Liceo D’Azeglio yang tengah duduk di bangku pemain di Corso Re Umberto memutuskan untuk membentuk tim olah raga dengan berfokus kepada permainan sepakbola. Mereka ini hanyalah sekelompok anak-anak yang saling berteman dan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama dan bersenang-senang serta melakukan berbagai hal positif. Lalu, mereka merencanakan untuk bermain sepakbola di sebuah taman besar bernama Piazza d’Armi, dimana tempat ini biasa digunakan untuk lari dan berkuda. Selain itu, karena tempatnya yang cukup luas, tidak sulit bagi mereka untuk menemukan tempat bermain sepakbola di sana.
Itulah kira-kira gambaran kisah yang diceritakan oleh salah satu pendiri klub, Enrico Canfari: “Kami dulu menganggap perlu untuk bentuk sebuah tim dan kami memutuskan hal itu saat musim salju di tahun 1897.” Itulah kira-kira kisah awal terbentuknya Juventus, walau kisahnya sedikit kurang jelas, mungkin dikarenakan markas Canfari bersaudara di 42 Corso Re Umberto, tempat awal pertemuan memang sangat gelap.;. Usia mereka rata-rata 15 tahunan, yang tertua berumur 17 dan lainnya di bawah 15 tahun. Setelah itu, hal yang mungkin tidak jadi masalah sekarang ini tapi merupakan hal yang terberat bagi pemuda-pemuda tersebut saat itu ialah:mencari markas baru! Canfari bersaudara memutuskan untuk mencarinya sendiri dan akhirnya mereka menemukan salah satu tempat; sebuah bangunan yang memiliki halaman yang dikelilingi tembok, mempunyai 4 ruangan, sebuah kanopi dan juga loteng dan keran air minum.

Canfari, Ketua Pertama
Selanjutnya, Canfari menceritakan tentang bagaimana terpilihnya nama klub, segera setelah mereka menemukan markas baru. Akhirnya, tibalah pertemuan untuk menentukan nama klub dimana terjadi perdebatan sengit di antara mereka. Di satu sisi, pembenci nama latin, di sisi lain penyuka nama klasik dan sisanya netral. Lalu, diputuskanlah tiga nama untuk dipilih; “Societa Via Port”, “Societa sportive Massimo D’Azeglio “, dan “Sport Club Juventus”. Nama terakhir belakangan dipilih tanpa banyak keberatan dan akhirnya resmilah nama klub mereka menjadi “Sport Club Juventus”.
Eugenio Canfari, kakak dari Enrico Canfari yang mengisahkan kepada kita asal-usul klub di atas. Setelah itu, markas klub berpindah tempat di Via Piazzi 4, distrik Crocetta, sebuah bangunan dengan 3 ruangan.

1898 - 1905  DARI MULAI TERBENTUK HINGGA SCUDETTO PERTAMA
Seragam Merah Jambu
Juventus akhirnya resmi terbentuk. Sekali lagi, Enrico Canfari menceritakan kenangannya saat memainkan pertandingan pertamanya. Torino FC, klub sekota mengundang mereka melakukan pertandingan persahabatan. Awalnya, mereka tidak mengira sebuah klub terkenal mengajak mereka bertanding, namun pertandingan akhirnya dilaksanakan. Hasilnya bisa ditebak, tim Juve kalah telak! Namun permainan individual - karena mereka fokus berlatih dengan bola secara individu - mereka dipuji lawan. Segera setelah melalui pertandingan pertama, juga telah menemukan susunan sebelas pemain tetap, mereka mulai mulai rutin bertanding sampai pada suatu waktu mereka membentuk sebuah turnamen untuk membuktikan kapasitas mereka di Turin. Akan tetapi, masalahnya mereka saat itu belum mempunyai seragam klub. Selain itu, sulit untuk memilih bahan yang akan dipakai, apakah terbuat dari katun, flannel, atau wol. Sampai pada akhirnya, mereka memilih memakai kostum dari bahan katun tipis dan halus berwarna merah jambu yang mereka kenakan hingga tahun 1902, kostum yang terlupakan seiring berjalannya waktu.
Di tahun 1899, klub berganti nama menjadi Juventus Football Club. Mulai tahun 1900, mereka ambil bagian dari liga professional. Pertandingan resmi pertama mereka adalah saat kalah dari FC Torino pada tanggal 11 Maret. Di tahun 1901, mereka berhasil mencapai semifinal dan di tahun 1903 dan 1904, mereka kalah dari Genoa di final.

Juara Italia
Tahun 1905 adalah momen ajaib bagi tim putih-hitam-warna dari seragam klub yang mengadopsi warna Klub Inggris, Nottingham, yang popular sampai sekarang. Durante berada di posisi penjaga gawang; Armano dan Mazzia di posisi bek sayap; Walty, Goccione, dan Diment sebagai bek tengah; Barberis, Varetti, Forlano, Squire, dan Donna berada di baris penyerangan. Setelah menjuarai grup Piedmont, mereka kandaskan Milan dua kali dan menahan seri Genoa, yang hanya bermain imbang dengan Milan, untuk menjadi juara Italia dan berada di atas tim-tim dari daerah Liguria. Pada waktu itu istilah scudetto belum diperkenalkan, namun Federasi Sepakbola Italia memberi mereka pelat juara.
Alfred Dick adalah pimpinan klub saat itu sekaligus sebagai penyandang dana. Secara keseluruhan tim menjadi lebih kuat, sebagian besar akibat pengaruh pemain asing yang bekerja di pabrik tekstil miliknya. Tim ini hampir saja memenangi title kedua di tahun 1906, namun mereka tidak bersedia tampil di final melawan Milan sebagai bentuk protes mereka karena pertandingan tersebut dilakukan di Milan bukan di tempat netral seperti keinginan mereka. Selain itu, banyaknya pemain asing di tim membuat suasana kurang harmonis dan kepemimpinan Dick mulai dipertanyakan hingga ia memutuskan untuk hijrah ke Torino serta membawa beberapa pemain yang menjadi teman dekat dirinya.

1906 - 1923  SEBELUM DAN SESUDAH MASA PERANG DUNIA I
Tahun-tahun sulit
Setelah merengkuh gelar pertama, dimulailah masa-masa sulit bagi klub. Chairman Dick meninggalkan posisinya diikuti para pemain asing mereka yang memaksa klub merevisi target. Saat itu, keadaan klub sangat buruk dan mereka juga kedatangan lawan tangguh baru yaitu tim Pro Vercelli dan Casale. Kedua klub tersebut menjadi lawan menakutkan dan saling bersaing merebut posisi teratas. Musim 1913/1914 adalah musim terakhir sebelum masa Perang Dunia I. Musim selanjutnya lebih buruk dimana pada musim itu kompetisi ditunda pada 23 Mei 1915 karena Italia ikut ambil bagian dalam perang. \r\n
Majalah “Hurra Juventus” diterbitkan

Beberapa pemain dan official juga terjun dalam perang antar Negara itu dan kebanyakan dari mereka gugur atau menghilang. Untuk tetap mengetauhi keberadaan mereka, dibuatlah majalah “Hurra Juventus” yang ditulis oleh seorang editor, Corradino Corradini. Sampul majalah memperlihatkan moto: “Kemenangan akan menjadi milik yang terkuat dan percaya akan kekuatannya.”
Perang berakhir pada 11 November 1918 dan klub kehilangan beberapa pilar penting dalam perang itu namun keinginan untuk menang masih tetap hidup. Pada 12 Oktober 1912, klub kembali ke lapangan pertandingan untuk mengikuti kompetisi liga. Saat itu, Juventus diperkuat sang kiper, Giacone-yang tidak lama kemudian dipanggil masuk ke timnas Italia-kiper legendaris yang merupakan pemain Juventus pertama dalam sejarah yang dipanggil timnas Italia. Selain kiper, ada dua full back, Novo dan Bruna yang mempelopori duet bek tangguh dan diikuti oleh duet lainnya mulai dari Rosetta-Caligaris sampai Foni-Rava. Selain mereka, kekuatan tim juga bergantung kepada determinasi yang diperlihatkan Bona dan Giriodi. Semua pemain tersebut memberi kekuatan pada tim untuk meraih hasil maksimal, seperti kemenangan atas Casale pada 7 Maret 1920. Selain itu, mereka juga berhasil meraih hasil maksimal saat mengalahkan Genoa pada babak final Grup Utara, pada 16 Mei yang ditandai dengan hattrick dari Bona walau saat itu mereka tidak berhasil menjuarai Liga yang jatuh ke tangan Internazionale.

Debut Combi
Selanjutnya, orang-orang mulai membicarakan sepakbola sebagai fenomena baru olah raga. Para pendukung antusias mendukung klub walau hasil pertandingan tidak sesuai keinginan mereka. Di tahun 1921, klub  tereliminasi pada fase pertama grup bahkan pada 1922 dan 1933, klub berada pada posisi klasemen yang buruk di Grup Utara. Namun semua itu perlahan-lahan mulai berubah. Adalah Marchi II, seorang mantan pemain yang pensiun dan menjadi pelatih karena alasan kesehatan, menemukan sesuatu yang hebat. Hal itu terjadi saat ia menyaksikan sebuah pertandingan junior dan terkesima dengan penampilan seorang kiper. Namanya: Giampiero Combi! Segera setelah itu, ia direkrut dan pada umur 18 tahun di tahun 1923, ia telah berhasil masuk sebagai tim inti.

1923 - 1929  AWAL TAHUN ’20-AN DAN GELAR KEDUA
Presiden klub Edoardo Agnelli
Pada 24 Juli 1923 Edoardo Agnelli, anak dari pendiri FIAT, terpilih sebagai presiden klub. Pada masa itu, klub mempunyai lapangan sepakbola pribadi selama kurun waktu setahun yang terletak di Corso Marsiglia, lengkap dengan tempat duduk terbuat dari batu bata. Tim menjadi lebih kuat dari sebelumnya dimana tim kedatangan bek hebat, Viri Rosetta dari Pro Vercelli. Tim terdiri dari kiper Combi, winger Munerati, Gabbi dan Bigatto, dan seorang penyerang tengah lincah Pastore (yang akhirnya beralih profesi menjadi aktor). Sementara itu, klub pertama kali dalam sejarah ditangani seorang manajer yaitu Jeno Karoly yang berasal dari Hungaria.

Scudetto Kedua
Manajer Karoly boleh saja sebagai dalang dari kesuksesan klub, namun aktor penting dibalik itu semua ada pada diri seorang pemain Hungaria, Hirzer.  Selain itu, dalam perebutan title melawan Bologna, Juve harus memainkan partai ulang setelah di dua partai final sebelumnya kedua tim bermain seri. Pada 2 Agustus bertempat di Milan, Juve akhirnya berhasil memenangi gelar setelah menglahkan Bologna 2-1. Namun kegembiraan tidak berlangsung lama karena beberapa hari sebelumnya, Karoly, sang manajer meninggal dunia secara mengejutkan karena serangan jantung.

Dari Hirzer ke Orsi

Musim selanjutnya berjalan hampir mirip dengan musim sebelumnya. Setelah beberapa kali memetik kemenangan, namun akibat penampilan buruk di semifinal group, Juve terpaksa merelakan posisi pertama kepada Torino. Selain itu, Juve juga kehilangan sang aktor, Hirzer, akibat terganjal peraturan liga. Masuknya Cavenini III, yang sebelumnya cemerlang bersama Inter tidak banyak membantu karena usianya yang sudah uzur. Walau penampilan mereka tidak bisa dibilang jelek, Juve tetap saja tidak mampu menyaingi keperkasaan Bologna dan Inter Milan di 2 musim berikutnya.
Pada akhir tahun 20-an, Liga Serie A berubah format menjadi 1 grup. Ini membuat sepakbola menjadi semakin kompetitif dan dampaknya bagi Juve sangat signifikan. Mereka melihat ini sebagai peluang untuk kembali ke persaingan juara. Untuk itu, mereka menambah beberapa amunisi baru seperti, Caligaris, Cesarini, dan Raimundo Orsi. Nama terakhir merupakan pemain kelahiran Argentian namun mempunyai darah Italia dan ia terkenal setelah bermain bagus bersama timnas di ajang Olimpiade.

1930 - 1935  LIMA TITEL BERUNTUN (1930 - 1935)
Bergabungnya Ferrari, Vecchina dan Varglien II
Dalam rentang periode antara 1930-1935, sepakbola Italia menjadi saksi lahirnya sebuah klub yang mampu memenangi 5 gelar scudetto berturut-turut: Juventus. Tim ini menjadi legenda se-antero Italia dengan sebutan “Italy’s girlfriend”. Di bawah kepemimpinan Agnelli dan wakilnya, Baron Giovanni Mazzonis di Pralafera, Juve menjelma menjadi klub populer. Perubahan format kompetisi menjadi 1 grup (Liga Serie A) membawa perubahan signifikan bagi sepakbola Italia, pun bagi Juve. Dengan skuad yang terdiri dari beberapa pemain hebat seperti; Mumo Orsi, Cesarini, Varglien, Giovanni Ferrari, Vecchina dan trio legendaries Combi-Rosetta-Caligaris, Juve menjadi tim solid yang siap menyaingi keperkasaan Ambrosiana Inter (nama lama Inter Milan).
Di musim beikutnya, Juve melesat sendirian memimpin klasemen. Salah satu kejutan terbesar ialah saat mereka kalah 0-5 dari Roma pada 15 Maret 1931. Namun, tim segera melupakan kekalahan tersebut dan berhasil bangkit berhasil meraih titel juara setelah sebelumnya mengalahkan Inter di Turin.

Monti: sang penguasa pertahanan
Musim selanjutnya, tim di bawah asuhan manajer Carcano hanya perlu sedikit perubahan karena tim yang sudah ada tetap solid. Di lain pihak, Juve berhasil mendatangkan pemain anyar berposisi bek sayap: Luisito Monti. Dengan karakter pekerja keras dan tangguh, Monti menjelma menjadi salah satu bek tertangguh di Serie A musim ini. Di sisi lain, Juve menghadapi perlawanan ketat dari tim lain yang menjadikan mereka tim yang harus dikalahkan. Perlahan tapi pasti, mereka mulai menemukan bentuk permainan terbaik dan berhasil menduduki posisi pertama klasemen. Sementara itu, dalam pertandingan penting melawan Inter pada 17 Januari 1932, Oris dkk. berhasil memukul telak lawannya 6-2 dilanjutkan dengan membantai Roma 7-1 pada 6 Maret 1932. dan, pada 1 Mei , kemenangan 3-2 atas Bologna membawa Juve merebut scudetto 2 musim berturut-turut dan Orsi menjadi top skorer Liga dengan 20 golnya.
Musim berikutnya, Juve merekrut bek Bertolini dan pemain sayap Sernagiotto. Namun, pemain yang paling menyita perhatian muncul dari tim junior mereka: Felice Placido “Farfallino” Borel. Penyerang ini selalu membuat gol-gol penting bagi timnya dan di musim ini Juve berhasil finish di posisi pertama dengan 54 poin. Borel sendiri bermain fantastis dengan rekor 29 gol dalam 28 penampilan yang belum dapat disamakan hingga saat ini.

Stadion Baru dan gelar lanjutan
Musim 1933/1934, Juve sekali lagi sukses merebut scudettonya yang ke-empat secara beruntun dengan kontribusi Borel yang mencetak 31 gol dan 4 poin di atas Inter. Gelar di musim ini juga terasa lebih bermakna karena pesaing utama, Inter, merupakan tim terkuat saat itu termasuk bagi Juve yang tidak bisa mengalahkan mereka dalam duel langsung. Sementara itu, pada Februari 1934, Juve mempunyai stadion baru: New Comunale Stadium.
Terakhir, di musim 1934/1935, Juve merebut gelar scudettonya yang kelima beruntun bersamaan dengan Italia yang menjadi juara Piala Jules Rimet. Gelar terakhir dalam 5 tahun ini sayangnya tidak bisa dinikmati Combi yang telah gantung sepatu.

1935 - 1949  SEBELUM DAN SESUDAH PERANG DUNIA II
Musim 1937/1938, Juve bersama trio pertahanan mereka; Amoretti-Foni-Rava berjuang merebut titel dari Inter namun mereka akhirnya harus puas menjadi runner-up. Di musim ini mereka sukses menjuarai Piala Italia pertama mereka setelah di final mengalahkan Torino.

Debut Parola
Selanjutnya, setelah musim berikutnya bermain buruk dan hanya finish di posisi 8, Juve berhasil memperbaiki posisi menjadi ketiga di musim selanjutnya. Salah satu hal yang penting di musim ini adalah debut dari salah seorang pemain muda mereka yang berposisi bek: Carlo Parola. Setelah berada di posisi 6 musim 1940/1941, mereka merebut Piala Italia kedua mereka di musim berikutnya. Di periode ini, Italia ikut Perang Dunia II dan ini membuat jalannya Liga menjadi terhambat.

Liga pada masa Perang
Sepakbola Italia terus berlangsung saat masa perang berjalan. Pada 1944, Juve ikut serta dalam sebuah turnamen lokal, yang akhirnya urung diselesaikan. Pada 14 Oktober, Liga kembali bergulir dan ditandai dengan derby Torino v Juventus. Torino yang saat itu mendapat sebutan “Grande Torino” kalah 2-1 dari Juventus. Namun di akhir musim justru Torino berhasil juara. Pada jeda musim panas, sebuah peristiwa penting terjadi di Juve pada 22 July 1945, Giannin Agnelli mengambil alih posisi presiden klub, meneruskan tradisi keluarga Agnelli. Dalam kepempinannya, Agnelli mendatangkan Giampiero Boniperti dalam jajaran staffnya. Ditambah amunisi baru seperti, Muccinelli dan tombak asal Denmark John Hansen.

1949 - 1957  GELAR PERTAMA BONIPERTI
Gelar juara telah diukir
Musim panas 1949, tragedy menimpa Torino. Para anggota tim mereka tewas dalam kecelakaan pesawat yang dikenal dengan “tragedy Superga”. Hal ini membuat Juventus mengambil alih kekuasaan liga. Dengan kedatangan skuad baru seperti, kiper Giovanni Viola, bek Bertucelli,Piccini, dan penyerang Vivolo, mereka mencoba merebut juara liga. Setelah merengkuh serangkaian kemenangan, pada 5 februari 1950 mereka menderita kekalahan telak 7-1 dari AC Milan di depan public sendiri. Namun, Juve berhasil bangkit dan berhasil memenangi gelar liga ke 8 mereka  4 minggu sebelum musim usai dengan torehan 100 gol/musim dan kemasukan 43; penyerang Hansen menjadi top skorer dengan 28 gol.

Martino pergi, Juve lakukan tur ke Brazil
Tahun berikutnya keadaan sedikit memburuk dengan hengkangnya sayap mereka, Martino ke Argentina. Lalu, perjalanan mereka di liga domestik tidak mulus dan banyak membuang poin di pertandingan mudah. Bulan Juni, mereka melakukan tur uji coba ke Brazil dan mencapai final sebelum kalah dari Palmeiras di Maracana.

Gelar di tahun 1952 bersama pemain Hungaria Sarosi
Juve mengganti manajer mereka dengan pria Hungaria, Sarosi. Di tahun ini, Juve berhasil memenangi scudetto ke 9 mereka dengan koleksi 60 poin, 98 gol dan 34 kemasukan. Dua musim berikutnya skuad bertambah kuat namun mereka harus merelakan elar liga kepada Inter karena banyaknya pemain yang cedera dan kondisi tim yang tidak kondusif.

Puppo dan para pemain muda
Gianni Agnelli meninggalkan klub pada 18 September 1954. Tahun ini periode gelap Juve dimulai dengan hanya mampu finish di posisi 7. Musim berikutnya, di bawah arahan manajer Puppo yang mengandalkan skuad muda Juve mulai mencoba bangkit. Setelah serangkaian kekalahan karena skuad yang belum matang, pada November 1956 kabar baik berembus dengan masuknya Umberto Agnelli sebagai komisioner klub. Skuad menjadi kuat dengan kedatangan beberapa pemain hebat seperti Omar Sivori dan John Charles.

1957 - 1961  CHARLES AND SIVORI
Sivori dan Charles (1957 - 1961)
Kedatangan kedua pemain di atas menjadikan Juve semakin solid di bawah arahan manajer Ljubisa Brocic. Musim 1957-58 Juve meraih gelar juara ke-10 dengan kontribusi Sivori dan Charles. Charles juga dinobatkan sebagai top skorer dengan 28 gol. Musim berikutnya berjalan sebaliknya. Juve bermain inkonsisten dan hanya mampu finish di posisi 4, walau berhasil meraih gelar Piala Italia.

Kembalinya Cesarini
Renato Cesarini yang pernah menangani klub  pada musim 1959-1960 kembali ke klub. Dan hasilnya bisa ditebak, Juve merebut kembali scudetto ke-11 mereka dengan 55 poin. Sivori kembali hebat dengan raihan 27 gol.
Musim 1960-1961 penuh dengan kejutan. Juve kedatangan lawan berat, Inter di bawah asuhan pelatih legendaries Helenio Herrera. Paruh pertama musim merupakan kabar buruk bagi Juve. Namun di paruh kedua mereka membuat kejutan dengan berhasil mempertipis jarak menjadi 1 poin dengan pimpinan klasemen,Inter. Di pertandingan penentu, Juve mengalahkan Inter dalam perebutan scudetto. Juve juara untuk ke-12 kalinya.

1961 - 1969  TAHUN “MOVIMIENTO” (MOVEMENT/PERGERAKAN)
Perpisahan Boniperti dan lahirnya formasi 4-4-2
Musim ini jadi musim terakhir Boniperti. Juve mencoba peruntungan di kejuaraan Eropa namun terhenti oleh Real Madrid. Umberto Agnelli tinggalkan klub dan digantikan oleh seorang insinyur bernama Vittore Catella. Agustus 1962, Amaral dari Brazil menjadi manajer dan Juve bermain dengan formasi anyar 4-4-2. Namun di liga, mereka terpuruk di urutan kedua di bawah Inter.

Piala Alps dan perpisahan Sivori
Musim panas 1963, Juve merebut Piala Alps, gelar internsional pertama mereka, di Swiss. Amaral hengkang digantikan oleh Eraldo Monzeglio dan pada 1964 diganti lagi oleh orang Paraguay, Heriberto Herrera. Ia menerpkan latihan keras dan suatu pola baru yang yakni moviento (pergerakan tanpa bola). Mereka berhasil merebut Piala Italia. Musim selanjutnya, Sivori pindah ke Napoli dan Juve berjuang di papan atas namun mengakhiri kompetisi di posisi kelima.
Musim 1966, Juve merebut gelar ke-13 mereka di saat-saat akhir dengan menyalip Inter Milan. Mereka juga bermain di kompetisi Eropa namun kembali gagal.

1969 - 1976  AWAL TAHUN 70-AN
Awal tahun 70-an
1969: pelatih Heriberto Herrera digantikan Luis Carniglia dan beberapa pemain baru, Marchetti, Morini, Furino, Roberto Vieri dan Lamberto Leonardi, direkrut. Tim berjuang dari awal untuk beradaptasi dengan taktik baru. Setelah beberapa lama, terjadi perubahan besar di tim, Boniperti naik sebagai Direktur Pelaksana dan Italo Alodi sebagai Direktur Umum sementara Ercole Rabitti menggantikan Carniglia. Tim mulai beranjak naik memperbaiki posisi dan berusaha mengejar Cagliari dengan berhasil menorehkan 8 kemenangan beruntun. Namun hal itu sudah terlambat karena Cagliari dengan andalannya Gigi Riva hanya butuh hasil seri saat melawan Juve untuk meraih titel dan mereka berhasil melakukannya.
Pada musim selanjutnya, tim dirombak. Haller dan Salvadore menjadi satu-satunya pemain yang dipertahankan dan Juve merekrut beberapa pemain muda seperti, Spinosi, Capello dan Landini dari Roma. Sementara itu, Franco Causio dan Roberto Bettega pulang dari masa pinjamannya di Palermo dan Varese. Armando Picchi didaulat sebagai manajer tim namun tidak lama kemudian ia mengundurkan diri karena sakit.
Paruh pertama musim, Juve belum stabil dalam permainan dan di paruh kedua mereka berhasil kembali ke performa terbaik terutama saat mencapai final Fairs Cup (cikal bakal Piala UEFA) namun kalah dari Leeds United. Saat itu, Juve ditangani manajer Vycpalek. Musim 1971/72, pekan ke-4, Juve kalahkan AC Milan 4-1 di San Siro ditandai permainan apik Bettega dan Causio. Namun beberapa saat kemudian, mesin gol Bettega harus istirahat karena sakit dan posisi pertama klasemen milik Juve menjadi terancam. Untungnya mereka berhasil konsisten dan merebut scudetto ke-14 mereka.
Musim selanjutnya mereka kedatangan kiper legendaries Dino Zoff dan Jose Altafini dari Napoli. Di musim ini, Juve dihadapkan pada jadwal pada Liga dan kompetisi Eropa. Setelah berjuang samai menit akhir, Juve berhasil menyalip AC Milan, yang secara mengejutkan kalah dipertandingan terakhir mereka, dan merebut scudetto ke-15. Namun, di kompetisi Eropa, mereka kalah dari Ajax yang domotori Johan Crujff di Final Piala Champions di Belgrade.

Kembalinya Parola
Musim 1973/74: Juve mengawali musm dengan buruk, dan ditambah tereliminasi di kompetii Eropa walau telah merekrut Claudio Gentile dari Varese. Di akhir musim, Juve finish kedua di bawah Lazio. Akan tetapi di tahun berikutnya, Juve kembali ke puncak. Setelah kembalinya eks pemain mereka Carletto Parola sebagai manajer ditambah pemain baru, Damiani dan Scirea, Juve merebut scudetto pada 18 Mei saat menhancurkan Vicenza 5-0. di musim 1975/76, keadaan sama persis: Juve memimpin dan tim lain berusaha mengejar, diantaranya Torino. Setelah musim berjalan mendekati akhir, Juve kehilangan konsentrasi dan terpaksa merelakan gelar kepada Torino.

1976 - 1982  GELAR TRAPATTONI
Rekor Gelar
1976-77. Torino sebagai juara bertahan mendapat lawan sepadan dari Juventus yang hampir seluruh timnya dirombak. Trappattoni masih menjadi manajer klub dengan Boninsegna dan Benetti sebagai pemain baru menggantikan Anastasi dan Capello. Juventus memulai musim dengan baik namun Torino berhasil menyalip pada saat keduanya betemu di derby. Akan tetapi, pada pekan 12, Juventus berhasil menyamakan poin dengan Torino. Keduanya bertarung ketat hingga akhir musim. Pada pekan ke 26, poin kedua tim sama dan pekan berikutnya Juventus berhasil unggul satu poin dan mempertahankannya sampai akhir musim. Pada akhir musim, melalui gol Bettega dan Boninsegna saat melawan Sampdoria membuat Juventus merebut scudetto dengan 50 poin unggul 1 poin atas Torino. Beberapa hari sebelumnya, Juventus baru saja memenangi Piala UEFA pertama mereka dengan mengalahkan Bilbao.

1978, masih pertama
Musim berikutnya, 1977-1978, Juventus yang ikut serta kembali di kejuaraan Eropa, mendatangkan beberapa muka baru seperti, Virdis, Fanna, dan Verza. Juventus bermain konsisten dan hanya Vicenza yang menguntit mereka. Paruh pertama musim, Juve unggul 2 poin dari Torino, 3 poin dari Vicenza, dan 4 poin dari AC Milan. Setelah itu mereka bermain dengan baik dan bermain seri saat derby, menahan 2-2 Inter Milan setelah tertinggal 2-0 pada 8 April. Akhirnya, hasil imbang dengan Roma satu pekan sebelum akhir musim membawa mereka merengkuh scudetto ke 18 mereka.

Dua tahun masa transisi
Musim panas musim 1978, Juventus kehilangan kesempatan untuk merekrut Paolo Rossi, salah satu pemain terbaik Piala Dunia asal Argentina, dari Vicenza. Musim ini tidak seperti musim sebelumnya dimana mereka memulai musim dengan buruk baik di liga maupun di kejuaraan Eropa. Juventus berhasil mencuri 3 poin dari AC Milan dengan kemenangan 1-0 namun sesudahnya mereka kembali bermain tidak konsisten dan akhirnya menyerahkan gelar juara ke tangan AC Milan. Pada musim selanjutnya, Juventus merekrut Bodini, Tavola, Prandelli, dan Marocchino dari Atalanta. Paruh pertama musim, Juve berada di papan tengah namun berhasil mengejar Inter dengan empat kemenangan beruntun. Akan tetapi, Inter akhirnya sulit dikejar dan sekali lagi gelar juara lepas dari genggaman.  1980-1981, Juventus mulai membangun kekuatan di awal bulan Desember dengan menahan seri Roma 0-0. Pekan ke-20, Roma berhasil menguntit Juve di posisi puncak dan Napoli juga mengejar.
Pada 10 Mei, Juve dan Roma bermain seri dalam pertandingan yang sarat kontroversi, dan setelahnya Juve berhasil menang atas Napoli dan Fiorentina sekaligus merebut gelar di detik-detik terakhir.1981-82, salah satu musim terbaik Juve. Dimulai dengan enam kemenangan beruntun, Juve mulai meninggalkan jauh lawan-lawannya. Namun, akibat serangkaian hasil buruk mereka mulai kedodoran. Pada akhirnya, Juve dan Fiorentina yang mempunyai poin sama hingga sampai pekan terakhir mereka harus memainkan partai penentu. Di pertandingan itu, Juve berhasil menang atas Catanzaro melalui penalty Liam Brady sedang Fiorentina ditahan seri Cagliari. Dengan hasil ini, Juve kembali merebut scudetto.

1982 - 1986  ERA PLATINI
Kekecewaan di Athena
Setelah 6 pemainnya ikut andil dalam timnas Italia yang menjuarai Piala Dunia 1982, ditambah dengan kedatangan mega bintang Prancis Michele Platini, Juventus kembali difavoritkan di musim 1982-83. Namun Juventus yang juga disibukkan dengan jadwal kejuaraan Eropa memulai kompetisi dengan lambat. Hal itu ditunjukkan dengan menelan kekalahan dari Sampdoria di pertain pembuka musim serta menag dengan tidak meyakinkan atas Fiorentina dan Torino. Sementara di Eropa, mereka berhasil menyingkirkan Hvidovre (Denmark) dan Standard Liege (Belgia) di penyisihan. Akan tetapi, Juventus kembali ke trek juara di musim dingin bersamaan keberhasilan mereka menembus perempat final Liga Champions. Selanjutnya, kemenangan atas Roma melalui 2 gol dari  Platini dan Brio membuat jarak keduanya berselisih 3 poin dengan Roma di posisi puncak. Namun, karena konsentrasi Juve terpecah antara Serie A dan Liga Champions akhirnya tidak berhasil mengejar AS Roma yang menjadi juara. Juventus seharusnya bisa menumpahkan kekecewaannya di Liga saat mereka bertemu Hamburg di final Liga Champions tapi hal itu tidak terjadi. Berada di posisi kedua di kompetisi domestic dan Eropa, Juventus akhirnya berhasil merebut gelar penghibur saat menjuarai Piala Italia dan Piala Interkontinental.

1984- Sejarah gelar ganda
Musim panas 1983, Juve kehilangan dua pilar inti mereka. Dino Zoff gantung sepatu di usia 41 tahun sedangkan Bettega beralih ke Kanada untuk mengakhiri karirnya di sana. Pemain lain seperti Fanna, Galderisi, Morocchino dan Virdis juga meninggalkan klub. Juve merekrut kiper baru dari Avellino: Stefano Tacconi dan Beniamino Vinola dari klub yang sama. Sementara Nico Penzo menjadi pendampong Rossi di lini depan. Juve pada saat itu berkonsentrasi penuh di dua kompetisi, Liga dan Piala Winner. Hasilnya, melalui penampilan yang konsisten sepanjang musim, Juve merengkuh gelar liga satu minggu sebelum kompetisi usai. Dan gelar ini ditambah gelar lainnya di Piala Winner saat mereka mengalahkan Porto 2-1 di Basel pada 16 Mei 1984. Dua gelar ini sangat bersejarah dan merupakan prestasi bagi kapten klub Scirea dan kawan-kawan.

Raja di kompetisi Eropa
1984-85. Juve kedatangan banyak muka baru diwakili Briaschi dan Favero. Namun permainan mereka menjadi inkonsisten. Kekalahan dari Inter pada 11 November membuat mereka memutuskan untuk berkonsentrasi di Eropa. Pada bulan Januari, Juve merengkuh gelar Piala Super Eropa setelah mengandaskan Liverpool 2-0. Di Liga Champions, Juve berhasil melaju sampai final. Kembali ke liga, kemenangan Juve atas Inter dan Torino membuat Verona, tim kejutan musim itu, menjuarai liga. Dan akhirnya pada 29 Mei 1985, bertempat di Bruxelles, Juve mementaskan partai final Liga Champions. Setelah sebelumnya diwarnai tragedi berdarah antar supporter, Juve akhirnya berhasil meraih trofi Eropa melalui penalty Michael Platini di malam yang penuh dengan tragedi.
1985-86. Juve memulai musim dengan sempurna melalui 8 kemengan beruntun. Hasil ini membuat persiapan mereka di Piala Interkontinental pada 8 Desember di Tokyo, Jepang menjadi maksimal sekaligus merebut gelar di sana. Di liga, Juve bersaing ketat dengan Roma hingga poin keduanya sama di sisa 2 pekan terakhir. Namun kejutan terjadi saat Roma menelan kekalahan dari tim yang sudah terdegradasi, Lecce sementara Juve menang atas AC Milan. Pekan terakhir tidak merubah apapun dan Juve merebut gelar juara liga dengan Platini menjadi top skorer klub dengan 12 gol.

1986 - 1990  JUVENTUS ARAHAN ZOFF: RATU PIALA
Musim terakhir Platini
1986-87. Trapattoni meninggalkan Juventus dan bergabung ke Inter setelah melatih selama 10 tahun. Posisinya digantikan oleh Rino Marchesi. Dampaknya, beberapa perubahan terjadi di skuad Juve; Vignola kembali dari masa pinjaman, bek Solda direkrut dari Atalanta dan bocah 17 tahun Renato Buso didatangkan dari tim junior klub. Sementara ikon klub, Platini yang kelelahan sehabis membela negaranya di Piala Dunia Meksiko menandatangani kontrak 1 tahun dan akan pensiun saat kontraknya berakhir pada akhir musim. Di liga, Juve memulainya dengan 3 kemenangan dan hasil seri lawan AC Milan. Sementara di Liga Champions, setelah melewati hadangan klub medioker Valur, Juve bertemu lawan super berat, Real Madrid yang dihuni oleh bintang-bintang seperti Butragueno, Sanchis dan Gordillo. Juve pun akhirnya menyerah melalui adu penalti. Kembali ke liga, Juve masih terkena dampak tereliminasi di kejuaraan Eropa dan menelan kekalahan dari Napoli yang saat itu diperkuat megabintang Diego Maradona. Hasil ini menjadi factor penentu karena saat keduanya kembali bertemu di San Paolo, Juve kembali kalah dan gelar Scudetto direbut Napoli yang merupakan gelar pertama bagi mereka. Musim itu, Juventus finish di posisi kedua.

Dari Rush hingga  kembalinya Zoff.
1987-88. Setelah kehilangan Platini, Juve juga kehilangan Lionel Manfredonia yang kontraknya tidak diperpanjang serta Aldo Serena yang kembali ke klub lamanya, Inter. Sementara itu, pemain baru banyak berdatangan seperti Alessio dan Bruno dari Como, Tricella dan De Agostini dari Verona, dan Magrin dari Atalanta serta yang paling utama: Penyerang tengah Wales Ian Rush dari Liverpool.
Akan tetapi, musim ini merupakan kekecewaan bagi Juventus. Setelah tereliminasi dari UEFA Cup di musim gugur, Juventus tersendat di liga. Akhirnya, dengan susah payah mereka berhail merebut tiket ke Eropa setelah menang adu penalti di play-off lawan Torino.
1988. Dino Zoff meninggalkan posnya di timnas Olimpiade Italia dan bergabung sebagai manajer baru Juventus. Sementara, Ian Rush, Vignola, Alessio dan Bonini dijual ke klub lain. Posisi mereka digantikan pemain baru seperti Rui Barros asal Portugal, Altobelli, pemain muda menjanjikan Marocchi, dan pemain Rusia pertama di Italia, Alexandr Zavarov. Musim dimulai, Juve langsung melesat sebelum akhirnya takluk dari Napoli 5-3. untuk beberapa saat, Juve membuntuti dengan ketat posisi puncak dan akhirnya kehilangan konsentrasi. Hal itu karena mereka harus membaginya dengan perjuangan mereka di Piala UEFA saat bertemu sesame Italia, Napoli di perempat final. Hasilnya, mereka tersingkir di babak perpanjangan waktu dan harus puas di posisi 4 klasemen liga.

Gol-gol Schillaci
1989-90. Juve merekrut pemain baru diantaranya: pemain timnas Rusia, Alejnikov, penyerang Schillaci dan Casiraghi, mantan bek timnas Dario Bonetti dan gelandang Fortunato. Sementara, Laudrup, Mauro, Magrin dan Favero dilego. Pemain baru yang menjadi perhatian adalah Schillaci. Atas kontribusinya, Juve melesat memimpin klasemen liga sebelum mereka kalah dari AC Milan. Walau berhail bangkit dengan menaklukkan Inter dan membalas AC Milan 3-0, pada akhir kompetisi mereka hanya mampu finis ketiga di belakang Napoli dan AC Milan. Namun keadaan berbalik 180 derajat di kompetisi Eropa. Tim arahan Zoff ini berhasil sampai ke final UEFA Cup untuk bersua tim sesame Italia, Fiorentin dalam all Italian final. Hasil akhir, Juve merebut gelar Piala UEFA kedua mereka dan menambahnya dengan gelar juara Piala Italia setelah mengalahkan AC Milan di final pada25 April melalui gol Galia.

1991 - 1994  AWAL TAHUN 90-AN
Maifredi yang meragukan
Piala Dunia yang berlangsung di Italia memunculkan nama bintang Juventus, Toto Schillaci sebagai pahlawan. Juve sendiri memulai musim kompetisi dengan menderita kekalahan telak dari Napoli 5-1 pada ajang Piala Super Italia. Pada musim ini, terjadi beberapa perubahan dimana Luca Cordero di Montezemolo ditunjuk sebagai wakil presiden. Juve mempunyai manajer baru bernama Gigi Maifredi dan skuad kedatangan pemain seperti Roberto Baggio, Thomas Haessler asal Jerman, bek Brazil Julio Cesar, Di Canio, Luppi dan De Marchi serta pemain muda potensial Corini dan Orlando.
Di musim ini, AC Milan menjadi klub yang menghentikan ambisi Juve menjadi juara. Di sisa akhir musim, mereka kalah dari Sampdoria di Marassi dan untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka gagal lolos ke Eropa setelah hanya mampu bertengger di posisi ketujuh klasemen. Sementara di Piala Winner, Juventus terhenti di semifinal dari tangan Barcelona.

Kembalinya Trapattoni dan direkrutnya Kohler
Musim panas 1991 menjadi saksi kembalinya Giampiero Boniperti sebagai presiden Juventus. Sementara Trapattoni kembali menjadi manajer dan membawa beberapa perubahan di tim dengan keluarnya Haessler dan Fortunato. Sementara Juve membeli pemain asal Jerman Juergen Kohler dan Steffan Reuter selain Carrera, Conte, dan kiper muda Peruzzi. Dengan lini pertahanan yang kembali solid, Trap berhasil membawa Juve memuncaki klasemen liga. Selanjutnya, mereka bermain konsisten dan berhasil menahan imbang AC Milan. Akan tetapi, petaka dating saat mereka kalah dari Sampdoria dan meraih rentetan dua hasil imbang. Hal ini membuat AC Milan menyalip mereka dan menjauh. Juve finis di posisi kedua klasemen. Hal yang sama terjadi di Piala Italia dimana setelah berhasil menyingkirkan AC Milan di semifinal, mereka kalah dari Parma di final.

Piala UEFA, Vialli dan Roberto Baggio
Juve memulai musim ’92-’93 dengan target sama di musim sebelumnya. Nama besar seperti Schillacci, Tacconi dan Julio Cesar keluar dari tim. Sementara, Gianluca Vialli datang dari Sampdoria bersamaan dengan Moeller, Platt, dan Ravanelli serta Dino Baggio. Peruzzi dipromosikan sebagai kiper utama dan pemain berpengalaman Rampulla sebagai kiper cadangan. Namun, Juve tetap kehilangan konsistensi seperti musim lalu. AC Milan berhasil merebut banyak poin dan Juve tidak mampu mengejar mereka. Juve akhirnya berkonsentrasi penuh di Piala UEFA. Hasilnya tidak pun mengecewakan. Mereka melaju sampai final setelah sebelumnya mengalahkan PSG yang diperkuat George Weah. Di final yang memainkan system Home and Away, mereka tidak menemui kesulitan melawan klub Jerman, Borussia Dortmund dan trofi ketiga Piala UEFA masuk ke lemari klub. Sementara di liga, Juve finis di posisi empat dibelakang Inter dan Parma serta AC Milan yang menjadi juara.
Musim 1993-94, Juve memulainya dengan baik dan berhasil menundukkan Sampdoria yang diprkuat Ruud Gullit serta memenangi derby dengan Torino 3-2. Juve makin mantap mengejar posisi puncak melalui gol-gol Roberto Baggio, Moeller dan Ravanelli. Namun, setelah permainan  spektakuler di paruh partama liga, Juve ditaklukkan pemuncak klasemen AC Milan dan hasil ini membuat mereka gagal menyalip dan melepas gelar juara ke klub kota Milan tersebut. Akan tetapi, di bagian akhir musim, pemuda 19 tahun milik Juve bernama Alessandro Del Piero memainkan partai debut di tim utama dan mencetak gol perdananya saat melawan Genoa. Hasil manis didapat Juve di akhir-akhir kompetisi dengan mengalahkan Inter 1-0 dan Lazio 6-1 untuk memastikan posisi runner-up.

1995 - 1998  KEMENANGAN LIPPI
1995, Debut Lippi
Musim panas 1994, Marcelo Lippi ditunjuk sebagai manajer baru Juventus. Ferrara, Paulo Sousa dan Deschamps merupakan wajah baru tim sedangkan Del Piero dipromosikan dari tim junior. Musim dimulai dengan cukup baik, dimulai dengan hasil imbang dan 2 kemenangan atas Bari dan Napoli. Lalu kemenangan dalam pertandingan yang cukup alot melawan Sampdoria lewat gol tunggal Di Livio. Juve mengakhiri paruh pertama musim dengan memimpin klasemen. Di paruh kedua, keadaan menjadi lebih baik bagi tim, dengan kemenangan tandang atas Sampdoria dan AC Milan, Juve terlihat akan memenangi liga dengan mudah. Namun, hal itu menjadi berantakan akibat tiga kekalahan beruntun yang membuat Parma berhasil menguntit ketat. Walau begitu, Juve berhasil lolos dari kejaran Parma saat keduanya bertemu di Delle Alpi dan Juventus meraih kemenangan mutlak 4-0 sekaligus memastikan gelar juara. Parma terbukti menjadi lawan tangguh saat itu dimana keduanya kembali bertemu di final Piala UEFA. Saat itu giliran Juventus yang harus menyerah. Juventus membalas di Piala Italia saat Vialli dkk. mengalahkan Parma di pertemuan mereka yang ke-2 di final.
Musim berikutnya, Juventus harus kehilangan Kohler yang kembali ke Jerman dan menggantikannya dengan bek berumur namun penuh pengalaman, Vierchowood. Kali ini mereka berkonsentrasi di kompetis domestik dan Eropa. Hal ini membuat perjalanan mereka di liga agak tersendat. Dan, setelah imbang 1-1 dengan AC Milan, mereka memutuskan untuk berkonsentrasi penuh di Liga Champions. Setelah menyingkirkan Madrid di perempatfinal dan Nantes di semifinal, mereka berjumpa Ajax pada 22 Mei 1996. Di pertandingan  tersebut, kedua tim yang bermain imbang 1-1 selama 120 menit, hasil akhir harus ditentukan dengan duel adu penalty. Juventus menang 4-2 dan berhasil mengangkat trofi Liga Champions yang mereka idamkan. Setelahnya, mereka berhasil menambah trofi setelah merebut Piala Super Italia di bulan Januari, saat mengandaskan Parma 1-0 di Delle Alpi.

1997, Dari Boksic ke Vieri
Musim panas 1996 membawa beberapa perubahan bagi Juventus. Vialli dan Ravanelli pergi, dan Boksic, Vieri dan Amoruso menggantikan posisi mereka. 2 pembelian penting ada di posisi bek dan gelandang serang melalui Montero dan Zidane. Di musim ini, Juve berhasil meraih Piala Interkontinental di Tokyo, setelah gol tunggal Del Piero berhasil menyudahi perlawanan wakil Argentina, River Plate. Trofi bertambah setelah Juve meraih Piala Super Eropa saat membungkam wakil Prancis, Paris St. Germain. Kembali ke liga, dengan diwarnai kemengana sensasional 6-1 atas AC Milan, mereka kembali meraih scudetto setelah hasil imbang lawan Parma di Delle Alpi. Sayangnya, hasil ini tidak diikuti di Liga Champions dimana mereka kalah di final yang berlangsung di Munich oleh wakil Jerman Borussia Dortmund yang diperkuat mantan pemain mereka, Moeller dan Paulo Sousa.

1998, Del Piero dan Inzaghi: lumbung gol Juve
Pippo Inzaghi dan Edgar Davids merupakan pemain anyar Juventus di musim ’97-’98. Rival terberat mereka saat itu ialah Inter Milan yang diperkuat pemain terbaik dunia, Ronaldo. Hasil penentu terjadi saat lima kemenangan beruntun, dan hasil positif lawan AC Milan (4-1) dan gol semata wayang Del Piero dari titik putih saat lawan Inter membuat mereka secara matematis memenangi scudetto dua pekan sebelum musim berakhir. Sementara kejadian musim lalu terulang di Liga Champions saat mereka takluk dengan skor tipis 0-1 dari Real Madrid.

1999 - 2001  MASA KEPEMIMPINAN ANCELOTTI
Dari Lippi ke Ancelotti
Musim1998-1999: Juventus tidak banyak berubah namun para rival mereka, Inter dan AC Milan serta Lazio memperkuat skuadnya. Setelah memenangi dua pertandingan pertama, mereka kalah dari Parma namun berhasil bangkit dengan menglahkan Inter untuk kembalim memimpin klasemen. Pada 8 November saat bersua Udinese, Juve yang unggul 2-0 harus rela kehilangan 3 poin di menit-meint akhir. Situasi bertambah parah karena kapten tim, Del Piero cedera parah dan harus absen di sepanjang musim. Hasilnya bisa ditabak, permainan tim anjlok dan Juve hanya bisa berkutat di papan tengah walau saat itu sempat membeli Juan Esnaider dan Thierry Henry yang masih belia. Dan, hanya 2 kemenangan atas Lazio dan Fiorentina yang membuat posisi mereka aman di papan tengah. Di sisi lain, Juve harus rela bermain di Piala InterToto akibat kalah di play-oof lawan Udinese. Di akhir musim yang buruk ini, Lippi mengundurkan diri dan diganti Carlo Ancelotti yang sebelumnya sukses bersama Parma.
Selanjutnya di musim panas 1999, Juve memulai petualangan di bawah arahan Ancelotti di Piala InterToto. Beberapa nama baru direkrut: kiper asal Belanda, Van Der Sar, sayap belia Zambrotta, pemain Nigeria Oliseh dan bomber Serbia Darko Kovacevic. Seterusnya, setelah start di awal musim yang baik, Juve berhasil meneruskan performanya dengan mengandaskan Roma dan Inter Milan dan berhasil memimpin klasemen. Di lain pihak, Lazio menjadi rival terberat saat itu. Saat keduanya bertemu di Delle Alpi, pada 1 April 2000, mereka kalah dan terus kehilangan poin setelahnya. Akibatnya, posisi puncak diambil alih Lazio. Di pekan terakhir, Juve bertandang ke Perugia. Di pertandingan yang diwarnai hujan lebat, Juve harus menyerah dan membiarkan Lazio menyalip mereka ke tangga scudetto.
Musim berikutnya tidak jauh berbeda. Dengan Ancelotti masih memberi arahan dari bangku cadangan, Juve membeli penyerang asal Prancis David Trezeguet dari Monaco. Kompetisi saat itu didominasi oleh tim asal Roma lainnya, AS Roma. Juventus bermain inkonsisten dan meraih terlalu banyak hasil imbang. Akibatnya, Juve tidak berhasil mengejar Roma. Di saat keduanya berjumpa pada 6 Mei, Juve yang telah unggul 2-0 berhasil dikejar dan hasil akhir menjadi imbang 2-2. Sesudahnya, walau berhasil memenangi 5 pertandingan terakhir, Juventus tetap tidak bisa mengejar dan Roma menjadi juara dengan 75 poin, unggul 2 poin atas mereka. Sementara bomber anyar Juve, Trezeguet menjadi satu-satunya hal positif dengan berhasil mencetak 14 gol di sisa 6 pertandingan terakhir.

2002 - 2003  MEMASUKI MILLENIUM BARU
2002, Juve  salip Inter Milan di detik-detik terakhir untuk meraih scudetto
Musim panas 2001: Juve merombak tim dengan Marcello Lippi kembali menangani tim. Buffon, Thuram, Nedved dan Salas merupakan pembelian terpenting saat itu. Namun, mereka harus kehilangan sang maestro, Zidane yang pindah ke Real Madrid.
Juventus memulai musim dengan 3 kemenangan namun terpeleset saat lawan Roma dan ditahan Torino 3-3. Setelah mengalami naik turun dan pada akhirnya tibalah saat penentuan. Di akhir musim, dua kemenangan atas Piacenza dan Brescia membuat jarak mereka dengan pimpinan klasemen Inter hanya tinggal 1 poin. Di pekan terakhir, Inter bertandang ke Lazio sedangkan Juve bertamu ke Udinese dan Roma, yang secara matematis masih bisa juara ditantang Torino di Delle Alpi. Hasilnya sungguh di luar dugaan: Juve tancap gas dan menutup pertandingan di lima belas menit awal, sedangkan Inter berjuang mengejar ketertinggalan atas Lazio namun hasil akhir tak berubah. Inter takluk dari Lazio dan Juve menjadi juara di detik-detik terakhir sekaligus menorehkan sejarah di scudetto ke-26 mereka.

2003, Nedved sang pemimpin
September 2002, juara bertahan Juventus memulai musim dengan beberapa perubahan. Mereka membeli Di Vaio di saat akhir penutupan transfer. Inter dan AC Milan memulai lebih baik namun pada bulan November mereka berhasil disalip. Juventus babat AC Milan 2-1 dan hancurkan Torino 4-0. Di penghujung musim, Juve menang atas Parma sedang Inter takluk dari Chievo dan Milan ditahan Lazio. Juve semakin dekat ke gelar juara saat mereka menang 3-1 atas Como dan 3-0 atas Inter arahan Cuper. Akhirnya, gelar juara itu diraih juga pada 10 Mei setelah hasil seri 2-2 dengan Perugia, 2 pekan sebelum musim berakhir, cukup membuat mereka merengkuh scudetto ke-27 mereka. Sementara itu, Juve hampir saja mencetak sejarah double winner saat berhasil menaklukkan Real Madrid untuk melaju ke final Liga Champions melawan AC Milan dalam All Italian Final. Sayangnya, tim asuhan Lippi tersebut kalah beruntung melalui adu penalty di final yang dilangsungkan di Old Trafford, Manchester itu. \r\n
Presiden Chiusano Wafat 
Pada 15 Juli 2003, Juve membeli hak dari Stadion Delle Alpi untuk 99 tahun mendatang dari Dewan Kota Turin sehingga mereka berhak membangun stadion pribadi. Pada bulan Agustus, mereka berangkat ke USA untuk memainkan partai Piala Super Italia lawan AC Milan. Skor 0-0 setelah 90 menit, 1-1 setelah perpanjangan waktu, namun kali ini Juve memenangi duel adu penalty. Akan tetapi, kegembiraan klub tidak berlangsung lama. Sebuah kabar mengejutkan datang: Presiden klub Vittorio Caissotti di Chiusano meninggal dunia. Ia lalu digantikan oleh Franzo Grande Stevens, Wakil presiden dari FIAT. Setelah merengkuh Piala Italia, musim liga dimulai dengan buruk. Setelah bermain baik di paruh pertama musim, mereka tertinggal di belakang AC Milan dan AS Roma. Juventus juga kehilangan konsentrasi di Liga Champions, yakni tersingkir dari tim asal Spanyol Deportivo La Coruna dan juga gagal di final Piala Italia setelah kalah lawan Lazio. Di sisi lain, setelah kehilangan Chiusano, Juve juga kehilangan seorang figur penting klub: mantan presiden Umberto Agnelli meninggal pada 27 Mei 2004 akibat kanker paru-paru.

2004 - 2006  DUA GELAR TAMBAHAN
Emerson, Cannavaro dan Ibrahimovic
Musim panas 2004, Lippi pergi dan digantikan oleh Fabio Capello. Juve banyak merekrut pemain baru mulai dari Emerson (Roma), Cannavaro (Inter), Blasi (Parma) dan pemain Prancis Zebina (Roma) serta yang terpenting ialah bomber Swedia Ibrahimovic (Ajax). Juve memulai kompetisi dengan baik; Brescia ditaklukkan, Atalanta dan Sampdoria tidak berkutik dan satu hasil seri sebelum rentetan kemenangan. Di akhir November, Juve kehilangan 3 poin saat Inter berhasil mengejar ketertinggalan 0-2 menjadi 2-2 dan juga saat ditahan tim sekota Inter, AC Milan pada 18 Desember. Namun terlepas dari hasil ini, laju Juventus tak terhentikan. Kemenangan tandang atas AS Roma mendekatkan mereka ke gelar juara. Tapi Juve tersendat setelah kalah dari Inter di kandang dan pertandingan lawan AC Milan pada 8 Mei menjadi penentu gelar juara. Juventus menang melalui gol Trezeguet sekaligus merebut scudetto dengan unggul 7 poin atas posisi kedua, AC Milan dan 14 poin atas posisi ketiga, Inter Milan.

9 kemenangan beruntun
Setelah menambah amunisi dengan mendatangkan Mutu dan Chiellini serta Vieira, Juve memulai musim 2005-2006 dengan performa lebih baik. Mereka berhasil membukukan 9 kemenangan beruntun sebelum berakhir di tangan AC Milan. Segera setelahnya, para pemain Juve menunjukkan performa apik di awal musim dengan menundukkan Roma 4-1 dan Fiorentina 2-1 sekaligus meninggalkan para pesaing terdekatnya. Pada   Februari 2006, Juventus yang saat itu berada di posisi pertama memenangi pertandingan super penting lawan Inter. Mereka hanya butuh hasil imbang lawan AC Milan di pertandingan berikutnya untuk memastikan gelar juara. \r\n Sementara itu di Liga Champions, mereka harus takluk di perempatfinal dari tangan Arsenal (finalis saat itu) 0-2 dan 0-0. Di sisi lain, pada sisa akhir musim, Juventus dinyatakan terlibat dalam sebuah investigasi yang melibatkan petinggi mereka, Luciano Moggi dan Antonio Giraudo. Hal ini terbukti dari terungkapnya beberapa percakapan telepon oleh kedua orang tersebut kepada petinggi Federasi Sepakbola Italia. Skandal ini terungkap media dan segera public mengenalnya dengan nama skandal Calciopolli. Sementara itu, Moggi mengundurkan diri dari klub sehari setelah liga berakhir diikuti dengan Giraudo beberapa hari kemudian. Hal ini membuat perubahan besar-besaran di jajaran manajemen klub. Giovanni Cobolli Gigli terpilih sebagai presiden klub, dan Jean-Claude Blanc menjabat rangkap sebagai Direktur Pelaksana dan Direktur Umum. Skandal Calciopolli terus terkuak dan Juventus didakwa turun kasta ke “divisi lebih rendah dari Serie B”. Juve juga kehilangan gelar scudetto musim 2004-2005 dan 2005-2006. Dan, setelah melalui beberapa proses investigasi, Juve akhirnya terdegradasi ke Serie B dengan pengurangan 30 poin di awal musim, yang mana dikurangi menjadi 17 dan, setelah mendapat rekomendasi Komite Olimpiade Nasional, berkurang menjadi “hanya 9 poin” untuk musim 2006-2007.

2006 - 2007  KEMBALI KE JALUR JUARA
Kedatangan Didier Deschamps
10 Juli 2006: Juventus yang harus bermain di Serie B akibat skandal Calciopolli mendapat seorang manajer baru sekaligus mantan pemain mereka, Didier Deschamps. Beberapa pemain banyak yang hengkang namun tak sedikit yan bertahan seperti: Buffon, Del Piero, Trezeguet, Nedved dan Camoranesi. Pelatih Prancis ini juga mempunyai stok pemain muda yang mumpuni dalam diri Paro, Marchisio, Palladino dan Giovinco.
Juventus memulai petualangan pertama mereka di Serie B dengan hasil yang kurang mulus. Hal itu disebabkan lantaran mereka buta akan kekuatan lawan, pun dengan pengurangan 17 poin di awal kompetisi. Baru pada pekan ketiga semua hal itu berubah dimana mereka berturut-turut mengalahkan Crotone, Modena, Piacenza, Treviso, Triestina, Frosinone dan Brescia. Hasil ini membuat mereka beranjak ke posisi teratas dan semakin mendekati zona promosi ke Serie A.
Akan tetapi, sebuah tragedi naas terjadi saat mereka tengah meretas jalan kembali ke Serie A. Pada 15 Desember 2006, tepat sebelum pertandingan antara Juve melawan Cesena, 2 pemain muda mereka yaitu gelandang Alessio Ferramosca dan kiper Riccardo Neri mengalami kecelakaan saat tenggelam di danau buatan tempat latihan klub, dan membuat mereka meninggal seketika. Dengan kesedihan mendalam atas kejadian ini, Juve kembali ke lapangan dan berhasil meraih kemenangan atas Bologna yang didedikasikan kepada kedua pemuda tersebut.
Di bagian akhir musim, Juve mulai nyaman memimpin klasemen. Selain itu, dua rival terberat mereka Napoli dan Genoa mereka taklukkan masing-masing 2-0 dan 3-1. Dan, pada 19 Mei 2007, kemenangan besar atas Arezzo membuat mereka secara matematis promosi ke Serie A dan diikuti dengan kemenangan kandang atas Mantova yang membuat mereka memastikan menjadi juara Serie B. Di lain pihak, Deschamps memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya dengan Juventus. Giancarlo Corradini dipilih menangani tim sampai akhir musim dan pada 4 Juni, Juventus mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan manajer baru: Claudio Ranieri.

2007 - 2008  KEMBALI KE PAPAN ATAS
Kedatangan Ranieri
Musim panas 2007: Claudio Ranieri terpilih sebagai manajer baru Juve yang beru saja kembali ke Serie A dan bertugas membawa kembali klub ke kasta teratas liga secepatnya. Sementera dalam hal skuad terdapat banyak nama baru. Di pertahanan ada nama Criscito, Andrade, Grygera, Molinaro, sementara Tiago, Almiron, Nocerino, Salihamidzic mengisi lini tengah dan penyerang haus gol, Vicenzo Iaquinta. Juve memulai musim dengan menghancurkan Livorno 5-1 dan menunjukkan kepada lawan determinasi dan ketajaman lini depan mereka. Sepekan setelahnya, determinasi kembali ditunjukkan Juve saat menaklukan Cagliari 3-2. Namun setelahnya, mereka terpeleset setelah kalah di kandang sendiri dari Udinese melalui gol tunggal Di Natale. Akan tetapi, kekalahan tersebut tidak menggoyahkan mental Juve dan di pekan selanjutnya mereka sukses menahan favorit juara AS Roma 2-2 dan membantai Reggina 4-0. setelahnya lebih manis, mereka memenangi derby pertama musim itu melalui gol tunggal Trezeguet.

Menahan  sang pimpinan klasemen
Laju kemenangan Juve terhenti pada 27 Oktober, yaitu saat kalah dari Napoli. Namun kekalahan tersebut dinilai lebih berbau kontroversial karena keputusan wasit yang tidak memberi penalti. Sesudahnya, Del Piero dkk. dengan cepat bangkit dan membungkam Empoli 3-0 dan, dengan permainan yang brillian, menahan laju kemenangan beruntun sang juara bertahan Inter Milan 1-1.

2008, start lambat Juve
Pada awal 2008, Juve mulai kehilangan poin penting saat melawan Catania, Sampdoria dan Cagliari. Namun akhirnya kembali meraih kemenangan atas Udinese dan AS Roma. Di transfer paruh musim, Juve merekrut Sissoko dari Liverpool untuk menambah daya gebrak lini tengah mereka. Masuknya pemain ini membuat Juve berhasil mempersempit jarak hanya menjadi satu poin dengan posisi kedua, AS Roma. Namun, di Reggio Calabria, sebuah keputusan controversial wasit lagi-lagi membuat mereka takluk dari Reggina 1-2. Hasil ini membuat mental tim jatuh dan hasil imbang di derby dan takluk dari Fiorentina di kandang sendiri membuat posisi mereka untuk ke Liga Champions musim depan terancam. Akan tetapi, memasuki bulan Maret, situasi berubah positif. Diawali kemenangan atas Genoa, lalu Napoli, dan bahkan mereka berhasil mengalahkan pimpinan klasemen Inter Milan 2-1 dengan penampilan yang luar biasa.
Di akhir musim, Juve meraih hasil beragam. Kalah dari Palermo (diantaranya ditentukan oleh peforma bagus dari pemain masa depan Juve, Amauri), lalu menang atas AC Milan yang saat itu baru saja menjuarai Piala Dunia Antar Klub. Setelahnya, tiga kemenangan atas Parma, Atalanta dan Lazio mengamankan tempat ketiga buat mereka. Sementara kapten Juve, Del Piero ditahbiskan menjadi top skorer dengan 21 gol, satu gol lebih banyak dari tandemnya, David Trezeguet.

Kamis, 25 April 2013

Monex Investindo Futures

A. Welcome to Monex

PT Monex Investindo Futures was established in 2000 and is currently one of the biggest financial brokerage company in Indonesia. We provide a range of various trading products that can be executed in a very competitive spread, including Foreign Exchange, Stock Index and Commodity.
PT Monex Investindo Futures is also a subsidiary company of Ravindo, a group widely known for its business activities in financial services, manufacturing, mining, property and international trading.
PT Monex Investindo Futures' business is recognized by BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi – Commodity Futures Trading Regulatory Agency) under permission number: 178/BAPPEBTI/SI/I/2003 and we are also a member of :
  1. BBJ (Bursa Berjangka Jakarta) License No: SPAB/044/BBJ/03/02.
  2. KBI (Kliring Berjangka Indonesia) License No: 14/AK-KBI/III/2003.
  3. ICDX-SPAB No: 010/SPKB/ICDX/Dir/III/2010
  4. Kliring ISI No 003/SPKK/ISI-MIF/V/2010
PT Monex Investindo Futures maintains its values of professionalism, education and quality service in accordance with international standards, and are supported by professionals with extensive experience in the futures business. By providing quality service and timely information, we are determined to maintain a high level of customer satisfaction. Our mission is highly-implemented in order to meet our main commitment of becoming 'Your No.1 Financial Partner'.

B. Trading Products

1. Forex & Commodities

Forex has the largest and most liquid market in the world today. The Forex trading turnover value is equivalent to approximately $ 4.0 trillion, which is three times larger than the average for stock and bond markets combined. The Forex market operates 24 hours a day and has transactions though a global network of banks, ranging from Asia, Europe and America. There is no centralized exchange for Forex, which means that the foreign exchange market is an over-the-counter market or decentralized financial market. Traders take advantage of Forex trading by speculating the relative strength of one currency as against another.
The global turnover in the commodity market is substantially high as commodity trading has always been a popular instrument for most investment managers worldwide.
Commodities can be interpreted as something of physical substance. In general, commodities are divided in two, the first being commodities that are generally a result of mining such as gold, silver, oil and other commodities that have limited resources in the earth and that require high source of funds to acquire. The second are commodities that are of agricultural produce such as sugar, rice, cocoa, coffee to name a few.
Commodities are easy to understand as far as fundamentals of demand and supply are concerned. Pricing in commodities futures has been less volatile compared with equity and bonds, thus providing an efficient portfolio diversification option for traders. What makes commodities so much more interesting and risky to trade compared to stocks is the amount of leverage available to the trader. In reality, the risk of trading in the commodity market will not be more than the risk that you set yourself.

a. Foreign Exchange (FX)

The foreign exchange market (known as Forex or FX) is a global worldwide decentralized financial market for trading currencies. Currencies are important to people whether they realize it or not, because currencies need to be exchanged in order to conduct foreign trade and business. A foreign exchange transaction can be undertaken by several types of participants around the world including individuals, institutions or governments to maintain foreign exchange reserves, optimizing international trade, hedging purposes and profit potential from price movement. 

Monex provides foreign exchange trading under the Alternative Trading System (SPA) in the forex market. It allows all kind of parties to trade with much smaller capital in a highly liquid market. You can trade major currencies as well as cross-currencies which is all available online.

The online Forex market has been designed to comply with major financial markets across the world (Tokyo, London and New York) for almost 24 hours on weekdays.

The Forex products that we offer are:
  • Euro / U.S. Dollar (EUR / USD) 
  • Pound Sterling / U.S. Dollar (GBP / USD) 
  • U.S. Dollar / Yen (USD / JPY) 
  • U.S. Dollar / Swiss Franc (USD / CHF) 
  • Australian Dollar / U.S. Dollar (AUD / USD) 
  • Euro / Pound (EUR / GBP) 
  • Euro / Yen (USD / JPY) 
  • Pounds / Yen (GBP / JPY) 
  • Swiss Franc / Yen (USD / JPY) 
  • Australian Dollar / Yen (USD / JPY)   
Advantages
  • Large number of market participants with the largest transaction volume compared to other financial products
  • Very liquid with instant execution for both buy and sell orders
  • Market open for almost 24 hours on weekdays
  • Very tight spreads and competitive pricing
  • The ability to sell currencies without obligation to buy in advance (short sell)
  • No time limit applied for holding positions for both long and short positions
  • Amount of capital required to participate is only 1% of the actual contract value
  • Online trading via Monex Trader platform
Illustration

Contract Size: 100,000/ lot

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract Size x Lot
 Assuming that you are expecting the euro to strengthen against USD, you buy 2 lots of EUR/USD at 1.4000. The Euro actually strengthens against USD during the same day and you liquidate your position at the price of 1.4100.
Your profit or loss will be calculated as per below:
= (1.4100 - 1.4000) x 100,000 x 2 lot = $2,000

* * The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

b. Gold (XAU)

Gold is one of the most popular commodities for investment or trading purposes. Investors typically buy gold to hedge themselves against inflation or as safe haven during times of economical, political or social unrest. Gold trading can be executed under the Alternative Trading System (SPA) on Loco London market. Its contract size is worth 100 troy ounces or equal to 3110.35 grams (3.1 kg) whilst no requirement for any physical delivery is required for settlement.

Advantages
  • No delivery and storage fees required
  • Standard contract size: 100 troy ounces
  • Low spread
  • High liquidity with instant execution for both buy and sell orders
  • Short selling on bearish market is allowed
  • Market open for almost 24 hours on weekdays
  • Low margin requirement, which can significantly enhance Return on Investment (ROI)
  • Online trading via Monex Trader platform
Illustration

Contract Size: 100 troy ounces/ lot

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract Size x Lot
Assuming that you are expecting the price of gold to strengthen against the US Dollar, you buy 2 lots of XAU / USD at $1.200. The gold price actually strengthens against USD during the day and you liquidate the position at the price of $1.215.
= (1,215 – 1,200) x 100 x 2 = $3,000

* * The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

c. Silver (XAG)

Silver is another product which has gained popularity over the years and offered by Monex which is traded under Alternative Trading System (SPA) on Loco London market. It trades on a standard contract size of 5,000 troy ounces with no requirement for physical delivery.

Advantages
  • No delivery and storage fees required
  • Standard contracts: 5.000 troy ounces
  • Low spread
  • High liquidity with instant execution for both buy and sell orders
  • Short selling on bearish market is allowed
  • Market open for almost 24 hours on weekdays
  • Low margin requirement, which can significantly enhance your Return on Investment (ROI)
  • Online trading via Monex Trader platform
Illustration

Contract size: 5,000 troy ounces/ lot

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price  Buying Price) x Contract Size x Lot

Assuming that you are expecting the price of silver to weaken against the US Dollar, you sell 2 lots of XAG / USD at $29.20 and during the day, the price of silver drops and you liquidate your position at the price of $28.60
= (29.20 – 28.60) x 5,000 x 2 = $6,000

* * The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions please download product specification, trading rules or apply for demo account.

d. Crude Oil (CO-LS)

Crude oil futures are among the most popular and widely watched future markets. There isn’t a day without the mention of crude oil prices on television, in newspapers or magazine. Crude oil futures are traded under the Alternative Trading System (SPA) on the New York Mercantile Exchange (NYMEX) market. The standard contract size is denominated in 1,000 barrels and does not require any physical settlement.

Advantages
  • No delivery and storage fees required
  • Standard contract size: 1000 barrels
  • Minimum Lot size: 0.1 Lot
  • Low spread
  • High liquidity with instant execution for both buy and sell orders
  • Short selling on bearish market is allowed
  • Market open for almost 24 hours on weekdays
  • Low margins requirement, which can significantly enhance your Return on Investment (ROI)
  • Online trading via Monex Trader platform
Illustration

Contract Size: -1,000 troy ounces/ lot (CSL10)
                         -500 troy ounce/ lot (CLS5)

Proft/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract Size x Lot
Assuming that you are expecting the price of crude oil to rise against USD, you buy 1 lot of CSL10/USD at $96.00 During the day, the price of crude oil actually rises and you liquidate your position at the price of $99.00
= (99,00 – 96,00) x 1,000 x 1 = $3,000*

* * The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.


2. Stock Indices

The stock index is a combination of the leading stocks from various sectors. The stock index is a benchmark of the performance of the capital market in a country. For example, Indonesia's Stock Index is JCI (Jakarta Stock Exchange Composite Index). Stock index are traded in the form of contracts (futures).

Stock Index Products we offer are:
  • Japanese Stock Index - Nikkei 225
  • Hong Kong Stock Index Hong Kong - Hang Seng
  • Korean Stock Index - KOSPI
Benefits of Trading on Stock Indices include:
  • Opportunities to trade in both directions (Buy or Sell)
  • No charge overnight (interest)
  • Capital required is relatively smaller than the actual value of the transaction
  • High Liquidity
Advantages of transacting with us:
  • Trading with online facility through our platform using MetaTrader
  • Real-Time Price in accordance with the price of interbank
  • Dedicated research team providing reports on market analysis
  • Our Education team is ready to provide assistance to make customers more confident
  • We ensure capital security by providing  segregated accounts for our clients and ensure that customer data is kept confidential

a. Asian Stock Indices

Monex provides its clients with a wide range of stock indices which include the Nikkei 225, Hang Seng and KOSPI 200. The Nikkei 225 is a stock market index for the Tokyo Stock Exchange (TSE), which incorporates 225 major companies. The Hang Seng Index (HSI) is the primary stock index of HKEX (Hong Kong Exchanges and Clearing) and comprises of 45 major companies. Another very popular index has been the KOSPI 200 which has become one of the most active futures in the world which consists of 200 companies and is traded on the Korea Stock Exchange. The futures contract for all the three indices is traded under Alternative Trading System (SPA) which allows participants to trade with much smaller capital in very liquid market. Below are the brief specifications of the three major Asian stock indices: contracts:

Japan Stock Index: Nikkei 225 Hong Kong Stock Index: Hang Seng Korea Stock Index: KOSPI 200
  • Trading Period: Mar, Jun, Sept, Dec (per 3 months)
  • Size per point: $5; Rp. 50.000,- and Rp.30.000,-
  • Spread: 5 pips
  • Trading Period: Jan - Dec (per month)
  • Size per point: $5 and Rp.50.000,-
  • Spread: 5 pip
  • Trading Period: Mar, Jun, Sept, Dec (per 3 months)
  • Size per point: $5 and Rp.35.000,-
  • Spread: 5 pip
Advantages
  • Less capital investment required as there is no need to purchase a mutual fund or a barrage of stocks
  • The ability to short sell
  • High liquidity with instant execution for both buy and sell orders
  • An ideal means for portfolio diversification and hedging purpose
  • Lower volatility and more stable in comparison to individual stocks
  • Online trading via Monex Trader platform
Illustration

Assume that you are expecting the price of Hang Seng to fall. the Hang Seng Index is currently at 21,800. Hence you sell 1 lot of index at 21,800. The index actually falls you liquidate your position at the price of 21.700.

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Size per point x Lot
= (21,800 – 21,700) x $5 x 1 = $500*

* * The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

b. United States Stock Indices

The three major stock indices of the United States are the Dow Jones Industrial Average (DJIA), NASDAQ 100 and S&P 500. The DJIA represents an average of 30 largest and go-public companies. A larger basket of stock index is the S&P 500 which is based on 500 large capitalization companies and provides an accurate proxy for a diversified equity portfolio. The NASDAQ (National Association of Dealers Automated Quotations System) comprises 100 of the largest domestic, non-financial common stocks listed on the NASDAQ Stock Market.
The futures contract is traded under Alternative Trading System (SPA) which allows all parties to getting involved and making deals in the market with much smaller capital, amidst high liquidity environment
Dow (DJC5UD)
NASDAQ (NQC20UD) S&P (SPC50UD)
  • Trading Period: Mar, Jun, Sept, Dec (per 3 months)
  • Size per point: $5
  • Spread: 10 pip
  • Trading Period: Mar, Jun, Sept, Dec (per 3 months)
  • Size per point: $20
  • Spread: 200 pip
  • Trading Period: Mar, Jun, Sept, Dec (per 3 months)
  • Size per point: $50
  • Spread: 100 pip
Advantages
  • Less capital investment required as there is no need to purchase a mutual fund or a barrage of stocks
  • The ability to short sell
  • High liquidity with instant execution for both buy and sell orders
  • An ideal means for portfolio diversification and hedging purpose
  • Lower volatility and more stable in comparison to individual stocks
  • Online trading via Monex Trader platform
Illustration 
Assuming that you are expecting the Dow Jones Industrial Average (DJIA) to rise therefore you decided to buy 1 lot of DJIA (DJC5UD) at 11,000. A month later, the DJIA actually rises and you succeeded to liquidate your position at 11,200.

Profit/Loss Calculation
= (Selling Price – Buying Price) x Size per point x Lot
= (11,200 – 11,000) x $5 x 1 = $1,000*

* * * The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

c. European Stock Indices

European stock indices have gained more attention over the years as developments in Europe tend to have a global impact and London as the financial hub of the world. The European stock indices provided by Monex are the FTSE100 and the DAX futures which are traded under the Alternative Trading System (SPA). The FTSE100 index is a share index of 100 most highly capitalized UK companies listed on the London Stock Exchange (LSE) and the DAX German stock index is a blue chip stock market index consisting of 30 major German companies trading on the Frankfurt Stock Exchange. The futures trading enable participants to execute transactions with a much smaller capital in very liquid market.
FTSE100 (FTC10UD)DAX30 (DXC25UD)
  • Trading Period: Mar, Jun, Sept, Dec (per 3 months)
  • Size per point: £ 5
  • Spread: 5 pip
  • Trading Period: Mar, Jun, Sept, Dec (per 3 months)
  • Size per point: 25
  • Spread: 2.5 pip



Advantages
  • Less capital investment required as there is no need to purchase a mutual fund or a barrage of stocks
  • The ability to short sell
  • High liquidity with instant execution for both buy and sell orders
  • An ideal means for portfolio diversification and hedging purpose
  • Lower volatility and more stable in comparison to individual stocks
  • Online trading via Monex Trader platform
Illustration

Assuming that you are expecting the ­FTSE100 index to strengthen, you buy 2 lots of FTC10UD at 5,800. The price actually rises the next day and therefore you liquidate your position at the price of 5,900.

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Size per point x Lot
= (5,900 – 5,800) x £10 x 2 = £2,000*

If in that moment the rate of GBP/USD is at 1.5950, then you will have $ 3,190 profit credited in your account. 
** The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specificationtrading rules or apply for demo account.

3. CFD

CFD which stands for Contract For Difference, was first launched in the early 1990’s in the United Kingdom. They are derivative and leveraged (margined) products that allow investors to take all benefit and risk of an underlying asset without actually owning it.
Traders have the opportunity to trade these instruments to profit from rising or falling markets on margin. It allows traders to take positions on a broad range of markets giving exposure to different markets at low costs.

CFD Stocks offered by us:
  • Japan Stock CFD
  • Hong Kong Stock CFD
  • United States Stock CFD
As mentioned above, CFDs are leveraged products, enabling one to trade by paying just a small fraction of the total value of the contract. Features of CFD’s include high liquidity and the ability to sell short as well. The impact is greater advantage of the real stock trading. Trading with margin is also referred to by the term gearing.


a. Japan Stock CFD

Individual Japanese stocks can also be traded using the derivative concept under Alternative Trading System (SPA). The CFD shares consists of blue-chip stocks of major companies listed in Japan Stock Exchange which include Sony, Toyota, Yamaha, Toshiba and many more. With the opportunity to leverage, traders or investors can execute their transactions with less capital in a highly liquid market.

Advantages
  • Initial margin of only 10% to secure a trade
  • Ability to go short. Traders can profit in both a bullish as well as a bearish market
  • No expiry Date
  • Ability to place orders just like in ordinary stock markets with a full range of orders to be placed
  • Low commission and spreads
  • Holders of long CFD positions stand to gain on dividends if and when they are distributed
  • High liquidity with instant execution on both buy and sell orders 
  • Online trading with Monex Trader platform
Illustration

1 lot in CFD = 1 Shares

Assuming that you are expecting the share price of Sony Corp to rise, you buy 2,000 shares of Sony Corp at ¥1,130. Over the next few days, the share price of Sony Corp actually rises and you liquidate your position at ¥1,300. 

Profit/Loss Calculation:
= ((Selling Price – Buying Price) x Number of shares) / rate USD/JPY
= (¥1,300 – ¥1,130) x 2,000 shares = ¥ 340,000
= ¥ 340,000/ 77.50 = $ 4,387.09*

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

b. Hong Kong Stock CFD

Individual Hong Kong CFD shares are traded within the derivative contracts under the Alternative Trading System (SPA). These consist of blue-chips company shares such as: HSBC, Cathay, Bank of China, China Mobile and many more. With the opportunity to leverage, traders or investors can execute their transactions with less capital in a highly liquid market.

Advantages
  • Initial margin of only 10% to secure a trade
  • Ability to go short. Traders can profit in both a bullish as well as a bearish market
  • No expiry Date
  • Ability to place orders just like in ordinary stock markets with a full range of orders to be placed
  • Low commission and spreads
  • Holders of long CFD positions stand to gain on dividends if and when they are distributed
  • High liquidity with instant execution on both buy and sell orders
  • Online trading with Monex Trader platform
Illustration
1 lot = 1 share 
Assuming that you are expecting the share price of HSBC-HK to fall, you sell 1,500 shares at the price of HK$65.00. Few weeks later, the share price of HSBC-HK actually falls and you liquidate your position at HK$61.00.
Profit/Loss Calculation:
= ((Selling Price – Buying Price) x Number of shares) / rate USD/HKD 
= (HK$65.00 – HK$61.00) x 1,500 shares = HK$ 6,000
= HK$ 6,000/ 7.7500 = $ 774.19*

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

c. United States Stock CFD

Monex offers individual U.S. shares which are traded within the derivative contract under the Alternative Trading System (SPA). The CFD shares provided consists of blue-chips companies listed under NYMEX and NASDAQ such as Apple, Citigroup, Google, Boeing, MC Donald’s and Coca-cola which are internationally recognized.  With the opportunity to leverage, traders or investors can execute their transactions with less capital in a highly liquid market.

Advantages
  • Initial margin of only 10% to secure a trade
  • Ability to go short. Traders can profit in both a bullish as well as a bearish market
  • No expiry Date
  • Ability to place orders just like in ordinary stock markets with a full range of orders to be placed
  • Low commission and spreads
  • Holders of long CFD positions stand to gain on dividends if and when they are distributed
  • High liquidity with instant execution on both buy and sell orders
Illustration

1 Lot is equal to 1 shares 
Assuming that you are expecting the shares of Citigroup to rise, you buy 1000 shares of Citigroup at the price of US $30.00. The CFD share price actually rises and you decide to liquidate your position at US $33.00

Profit/Loss Calculation
= (Selling Price – Buying Price) x Number of shares
= (33.00 – 30.00) x 1,000 shares = $ 3,000*

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

4. Multilateral Commodities

Indonesia is a country that has been blessed with abundant natural resources, and over the years there has been a significant increase in the global demands for Indonesian commodity goods. There has been an increasing flow of funds into Asia and in particular Indonesia which has made the country an important trade region for many years. There is still a tremendous potential for developing the commodity futures market and increasing the volume of physical transactions further.
JFX (Jakarta Futures Exchange) and ICDX (Indonesia Commodity & Derivatives Exchange) aims to develop the market further by providing a more dynamic, transparent and liquid commodities market through a multilateral trading mechanism.

Multilateral Trading allows multiple market participants to buy and sell financial instruments within an exchange remotely through electronic means.

Monex provides a wide range of Multilateral Commodities:
Through JFX including:
  • Gold – Physical Holding (GOL & GOL250)
  • Rolling Gold Index (KIE)
  • Rolling Gold (KGE)
  • USD Based Rolling Gold (KGEUSD)
  • Olein (OLE & OLE10)

Through ICDX including:
  • Gold – Physical Holding (GOLDGR)
  • Gold - Loco (GOLDUD GOLDID)
  • Palm Oil (CPOTR)
  • Olein (OLEINTR)

a. JFX

i. Continuous Gold Index (KIE)

KIE is a contract of gold index which has a similar price movement to the Indonesian Rupiah. This product is multilaterally traded on the Bursa Berjangka Jakarta and has the flexibility to roll over positions into the next contract month.
Advantages
  • Standard contract
  • Similar price movement with Indonesian Rupiah
  • Online trading via internet
  • Can rollover position to the next contract month
Illustration

Contract Size: Rp. 10.0000/ Unit Index
Assuming that you expect the price of KIE to rise and you buy 5 lots of KIE at the price of 8,600. The next day, the price of KIE actually rises and you liquidate your position at 8,700.
Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot
= (Rp 8.700 – Rp 8.600) x 10.000 x 5 = Rp 5.000.000*

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

ii. Continuous Gold Contract (KGE)

KGE is a type of gold contract traded on the Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Its index point is calculated based on the settlement price of Gold Rolling Contract with the gold price of physical Loco London gold. The contract size is worth 1 kg and quoted in Indonesian Rupiah. KGE is not limited by day trading settlement and does not require any physical delivery on its settlement date.

Advantages
  • No storage and delivery fees required
  • Low margin
  • Short selling on bearish market
  • Trading hours between 7.00 to 17.30 WIB
  • Transparent pricing
  • Online trading via internet
Illustration

Contract Size: 1 kg (1.000 grams)/lot

Assuming that you expect the price of KGE to rise, you buy 1 lot of KGE today at the price of Rp 390.000. The next day, the price actually rises and you liquidate your position at RP 400.000.

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot
= (Rp 400.000 – Rp 390.000) x 1.000 x 1 = Rp 10.000.000,-*

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

iii. Rolling Contract of Gold USD

This type of gold refers to US Dollar denominated gold contracts which are multilaterally traded on the Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Its index point is calculated from the settlement price of the Gold Rolling Contract with the gold price from the physical Loco London market. The Rolling contract of Gold-USD does is not limited by day trading settlement and does not require physical delivery on its settlement date.
KGE/USD: A type of rolling contract which is worth 100 troy ounce per lot. Both the margin requirement and cash settlement are calculated using USD floating rate.
GU1H10: A type of rolling contract which is worth 100 troy ounce per lot. Both the margin requirement and cash settlement capital are calculated using a fixed USD rate Rp. 10.000,-.
GU1TF: A type of rolling which is worth 10 troy ounces per lot. Both the margin requirement and cash settlement are calculated using USD floating rate.

Advantages
  • No storage and delivery fees required
  • Low margin
  • Short selling on bearish market
  • Transparent pricing as displayed on Bursa Berjangka Jakarta
  • Online trading via internet
Illustration

Assuming that you expect the price of KGE/USD to rise, you buy 2 lots of KGE/USD (contract size 100 troy ounce) at $1,500. The price actually rises the next day and you liquidate your position at $1,505.

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot
= (1,505.00 – 1,500.00) x 100 x 2 = $1,000*

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

iv. Olein (OLE & OLE10)

Olein is a derivative product of Crude Palm Oil commodity which is multilaterally traded on the Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). There are two types of contract sizes: 20 tons and 10 tons per lot.
Olein transaction can be executed through the internet. The price per 1 kilogram is denominated in Indonesian Rupiah and the contract periods are up to 6 months forward.

Advantages
  • Physical-based olein Trading
  • Real-time prices applied
  • Relatively small margin requirement
  • 2 types of contract size are available: 20 tons (OLE) and 10 tons (OLE10)
Illustration

OLE per lot = 20.000 kg (20 Tons)
OLE10 per lot = 10.000 kg (10 Tons)
6-month contract is available

Assuming that you expect the price of Olein (OLE) to rise, you buy OLE at the price of Rp 7,500/kg. The price actually rises the next day and you liquidate your position at Rp 8,000/kg

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot)
= (Rp 8.000 – Rp 7.500) x 20.000 x 2 = Rp 20.000.000*,-

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

b. ICDX 

 i. Gold-Physical Gram Rupiah (GOLDGR)

Another type of physical gold product available is the GOLDGR sized 100 gram with a purity level of 99,99%. GOLDGR is multilaterally traded, yet integrated into the Commodity and Derivative Exchange of Indonesia (BKDI/ ICDX). 
Future-based GOLDGR is traded in Indonesian Rupiah and is executed online via the J-Trader platform. Its settlement process can be done with cash buy physical delivery is essential.

Advantages
  • Standard contract 100 grams of gold bullion
  • Gold purity of (9999) guaranteed by PT Aneka Tambang (ANTAM)
  •  Transparent pricing as displayed on the Commodity and Derivate Exchange of Indonesia (BKDI/ ICDX)
  • Short selling on bearish market
  • Relatively small capital needed, since it is using margin system
  • Online Trading via J-Trader, trading anytime and anywhere
Illustration

1 lot GOLDGR = 100 grams standard gold of 9999
Available on a 3 months contract basis

Assuming that you expect the price of GOLDGR to rise, you buy 5 lots of GOLDGR contract for June delivery in April at the price of Rp. 400.000. The price actually rises to Rp. 450.000 and in the month of May, you liquidate your position at Rp. 450.000
Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot
= (Rp 450.000 – Rp 400.000) x 100 x 5 = Rp 25.000.000,-

On the contrary, if the price of GOLDGR drops to Rp. 350.000, you will suffer a loss. Nevertheless, you should not have too much of a concern since the GOLDGR product is a physical-based asset. You still hold the bullion in your portfolio.  
Each lot is worth 100 grams of high quality gold bullion with purity level of 99,99% as standardized by ANTAM and international market. You may keep the gold you bought as ‘safe haven asset’, while still having the opportunity to sell it in the market when it reaches a favorable price.

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

ii. Loco Gold (GOLDUD GOLDID)

GOLDUD  and GOLDID are two types of rolling contract of Loco London Gold, multilaterally traded on the Commodity and Derivative Exchange of Indonesia  known as BKDI and ICDX.
GOLDUD is a contract worth 10 troy ounce of Loco London Gold.  Both the margin requirement and cash settlement are calculated using floating rate of US dollar (USD).
While GOLDID is a contract worth 10 troy ounce of Loco London Gold, both the margin requirement and cash settlement are calculated using fixed rate Rupiah conversion of Rp 10.000,-.
Advantages
  • No storage and delivery fees required
  • Contract standard worth 10 troy ounce/ lot
  • Capital margin and settlement can be converted to either USD or Rupiah
  • Short selling on bearish market
  • Lower margins, which  significantly increases the  Return on Investment (ROI)
  • Online trading for GOLDUD & GOLDID via J-Trader platform.
Illustration

1 lot GOLDUD & GOLDID = 10 troy ounce

Assuming that you are expecting the price of GOLDUD to appreciate, you buy 2 lots of GOLDUD at the price of $1,500. The price actually rises the next day and you liquidate your position at $1,510.

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot)
= (1,510 – 1,500) x 10 x 2 = $200 (floating)
If at that time you are buying GOLDID product, then the result would be converted against the fixed rate Rp 10.000,-.
= $200 x Rp. 10.000,- = Rp. 2.000.000,-*

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

iii. Crude Palm Oil (CPOTR)

The Crude Palm Oil (CPO) contract multilaterally traded on the Indonesian Commodity and Derivative Exchange (BKDI/ICDX) has a per contract size equal to 10 tons. 
Its trading prices are based on benchmark price per kilogram as displayed in BKDI and denominated in Indonesian Rupiah. The price are obtained from CPO prices FOB (Free on Board) as traded in Pelabuhan Dumai and Belawan.  
CPOTR transactions can be executed through the internet via J-Trader platform. The nearest contract base is available for 3 months and settlement can be done either by cash or physical delivery.

Advantages
  • Online trading of physical CPO
  • Transparent real-time pricing
  • Low spread
  • Small margin requirement
  • High liquidity environment
Illustration

1 lot CPOTR = 10.000kg (10 Metric Tons)
Available in nearest 3 months contract

Assuming that you are expecting for CPOTR price to rise you buy 2 lots of CPOTR at the price of 8,500/kg. The price actually rises the next day and you liquidate your position at Rp. 8,600/kg.

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot
= (8.600 – 8.500) x 10.000 x 2 = Rp. 2.000.000*,-

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.

iv. Olein (OLEINTR)

Olein Ton Rupiah (OLEINTR) is a derivative product of crude palm oil (CPO) which is commonly used as cooking oil. OLEINTR is multilaterally traded on the Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (BKDI/ICDX) with size per contract equal to 10 metric tons.
The OLEINTR prices traded in BKDI are obtained from price per kilogram of settlement price in Jakarta, Surabaya and Semarang.
Trading can be executed through the internet via J-Trader platform. The nearest contract base is available for 3 months and its settlement process can be done wither by cash settlement or physical delivery.

Advantages
  • Online trading of physical OLEINTR
  • Transparent real-time pricing
  • Low spread
  • Small margin requirement
  • High liquidity environment
Illustration

1 lot OLEINTR = 10.000kg (10 Metric Tons)
Available in nearest 3 months contract

Assuming that you expect the price of OLEINTR to rise, you buy 2 lots of OLEINTR at the price of 8.500/kg. The price actually rises the next day and you liquidate your position at Rp. 8.600/kg.

Profit/Loss Calculation:
= (Selling Price – Buying Price) x Contract size x Lot
= (8.600 – 8.500) x 10.000 x 2 = Rp. 2.000.000*,-

* The calculation above was made as an illustration only. Transaction costs and commission fees are excluded. Results may vary depending on the direction of the price movement. For further descriptions, please download product specification, trading rules or apply for demo account.


C. General Disclaimer

Any information provided within this website in relation to products and services by PT Monex Investindo Futures is for informational purposes only.
PT. Monex Investindo Futures cannot guarantee the accuracy of all information or analysis.
PT. Monex Investindo Futures shall not responsible to any liability or loss directly or indirectly to any party or to any customer resulted from the use of any information from this website.
PT. Monex Investindo Futures will ask personal information to prospective clients who will apply for demo or live account. PT. Monex Investindo Futures and its employees are under obligation to keep all those information confidentially and shall not be given to any third party.
However in certain cases, PT Monex Investindo Futures will provide those information to public authorities if required by law.